Budaya sama dengan kebiasaan yang telah tertanam sejak lama. Kita punya budaya sopan santun, unggag ungguh yang sopan. Terlebih bagi kita orang jawa. Orang jawa terkenal dengan budaya sopan santunnya, istilahnya budaya timur, budaya yang beretika. kalau jalan di depan orang menyapa biasanya “nuwun sewu”, sekarang kalau jalan, ya tinggal jalan saja. Nmaun untungnya masih bisa tersenyum. Kalau
Aku ki wong semarang le, kw wong purwodadi yo urusanmu. gambar : https://pbs.twimg.com/profile_images/2411419091/joh.jpg
“Wong jawa ora jawani” Whats… iku artine wong jowo seng ora ngamalke falsafah jawa. La falsafah jawa iku seng koyok piye. Sebenarnya saya juga bukan orang jawa yang jawani sih, soalnya aksara jawa saja saya tidak paham, numun untungnya saya masih bisa beretika dalam bertindak. Menurut saya begitu. Jadi sedikit pembahasan saya ini didasarkan dari beberapa artikel yang saya baca.
Falsafah jawa itu bisa kita lihat dari hana caraka. Opo too kui, itu adalah aksara jawa, yang tulisannya kayak tulisah Thailand, atau tulsian thailand yang mirip tulisan jawa, Huruf atau Aksara Jawa yang terdiri dari “Ha,Na,Ca,Ra,Ka,Da,Ta,Sa,Wa,La,Pa,Dha,Ja,Ya,Nya,Ma,Ga,Ba,Tha,Nga”
lah masing-masing penggalan suku kata diatas itu mempunyai arti masing, masing. di kupas dulu ya, ini kupasannya bukan dari saya, sudah saya bilang diawal, tau saja saya tidak apa lagi mau mengupasnya. Begini kupasannya :
namun saya sampaikan terlebih daulu, kan Aksara jawa ada 20 suku kata, masing-masing punya istilah dan filsfah masing-masing. dan itu banyak banget, jadi tidak semua falsah tersebut di kutip pada potingan berikut ini. Oke, langsung saja kita kupas.
Ha hana artinya urup wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci – Hidup kita adalah kehendak Illahi jadi kembalinya nanti hanya kepada Illahi, namun yang jadi pertanyaan adlaah bagaimana kita mempertanggung jawabkan kehidupan kita di dunia kepada Tuhan nanti di Akhirat. Manusia itu hnaya perlu jalan, jalan yang lurus, maka manusia itu membutuhkan Nur, yaitu cahaya yang dapat menerangi jalan gelapnya.
Aksara Na. > Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi – cahaya Illahi atau petunjuk dari Allah SWT merupakan dambaan manusia, untuk menerangi jalan menuju kepadaNya, namun meskipun jalan itu sudah diterangi cahaya manusia tidak tahu arah yg harus ditempuh untuk menuju kepada Illahi Rabbi maka tersesatlah manusia itu.
Aksara Ca > Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal – tujuan hidup manusia adalah hanya tertuju kepada Allah SWT, maka tidak ada tujuan lain yg lebih mulia selain bersimpuh diharibaan Illahi Rabbi, jadi sebenarnya surga bukanlah tujuan utama manusia karena surga hanyalah ciptaanNya sama seperti manusia. Dengan hati yang suci yang berisi cinta yang akan menuntun manusia kepadaNya.
Aksara > Ra Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani – cinta sejati adalah cinta kepada Sang Maha Pencinta yang muncul dari dalam hati manusia yang bersih suci yg sedetikpun tidak pernah berpisah dariNya. Cinta kepadaNya itu dibuktikan dengan menjaga dan mengamalkan 3 hal dalam berhubungan yaitu (Hubungan dg Allah SWT, Hubungan dg Manusia, dan Hubungan dg Alam) untuk menjaga sebuah harmoni yg salaing melengkapi dan memenuhi
Aksara Ka > Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam – Alam sebagi ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka harus manusia jaga agar keseimbangan ketiga hubungan tetap terjaga, untuk bisa menjaganya manusia haruslah memilikis sifat Dumadining dzat kang tanpa winangenan (menjadikan hidupnya tanpa keserakahan)
Sekerang sebenarnya dapat kita amati pada diri kita sendiri, sudahkah kita mengamalkan falsafah tersebut. Banyak yang tamak, mencari tujuan keduniawian, padahal tidak begitu, Falsafah jawan dalam aksara jawa, benar-benar telah menuntunmkita bukan, kita dikasih tau kemana arah jalan kita. maka benar apa yang dikatakan walau kita telah diberi ur, cahaya yang menerangi jalan kita, kita tetap tidak dapat memilih jalan tersebut. Kita llupa tujuan hidup paling mulia selain kembali kepadaNya sang Maha Pencipta.
kalau kita merasa bahwa kita tidak akan kembali kepadaNya, lantas pada siapa??? atau you will never die? Jika itu yang kamu fikirkan, maka lakukanlah segala sesuatu sesukamu dan luoakan falsafah jawa kita ini.
Demikian catatan ini saya tulis, 0.10 menghabiskan waktu untuk menulis.
Alhamdulilah 4 catatan pendek hari ini terselesaikan. Lanjut esok hari.. . . .